Berdasarkan catatan sejarah, orang-orang Mesir lah yang pertama kali menggunakan kondom di tahun 1350 sebelum masehi. Kondom primitif ini terbuat dari kulit tipis dari kandung kemih dan usus binatang sebagai “sarung”. Kondom pada saat itu dipakai bukan untuk mencegah kehamilan, tapi untuk menghindari terjangkitnya penyakit kelamin.
Dalam perkembangannya bahan dasar pembuatan kondom terus berkembang, mulai dari usus binatang (domba), ruber, latex, hingga polyuretan. Pertama kali Kondom dibuat dalam skala manufacture di Amerika oleh Schmid Laboratories pada tahun 1883, Perusahaan ini didirikan oleh Julius Schmid.
Quote:
#Proses Manufacturing
Proses pembuatan kondom terbagi menjadi 3 tahapan, yaitu :
1. Compounding
2. Storage
3. Production Proscess
Quote:
Step 1. Compounding
Pembuatan kondom dimulai dengan pencampuran bahan dasar lateks dengan beberapa bahan kimia seperti sulfur, Zno, nocrac, perkacit, dan Vufanol melalui proses pencampuran selama 4-5 hari. Pencampuran dilakukan dalam alat Drum besar yang bernama Balls Mills. Proses ini akan memperkecil ukuran partikel bahan sebelum menjadi kondom.
Step 2, Storage
Setelah proses ball mills, bahan-bahan yang sudah tercampur tersebut divulkanisasi. Pada proses ini bahan-bahan kimia kemudian dicampur lagi dengan bahan-bahan penstabil suspensi selama 7,5 jam, untuk kemudian dimatangkan selama kurang lebih 4 hari.
Step 3, Production Process
Production Process terbagi kedalam 4 bagian, yaitu
1) proses Dipping, 2) post treatment, 3) Test Quality, 4) Lubricating dan Packaging.
Alur proses keseluruhan dapat dilihat di diagram berikut :
Quote:
#Proses Dipping
Tahap ini merupakan tahap pembentukan produk. Tahap pembentukan dilakukan dengan 1 unit mesin memanjang, yaitu Dipping Machine. Skema mesin ini dapat dilihat pada gambar dibawah :
Keterangan Gambar Skema :
Secara garis besar Dipping machine terdiri dari conveyor rantai dengan glass forming ( forming kaca ) yang diinstall dikedua sisi rantai. Rantai bergerak satu arah. Seperti dalam gambar, proses diawali dari pembersihan glass forming di Driying Brush, dengan tujuan untuk membersihkan forming dari material lain yang menempel, proses bergerak maju mulai dari pencelupan ( 1st latek Dip) hingga proses terakhir Rinsing, yaitu kondom yang melekat pada forming dilepaskan dengan air bertekanan ( jet washer ), kemudian forming bergerak kembali ke step awal yaitu pembersihan di Dryiing Brush. Begitu seterusnya.
Quote:
Quote:
Berdasarkan alur proses yang ditunjukkan dalam diagram production process, alur proses dipping dapat dijelaskan sebagai berikut.
1. Former Cleaning. Bagian ini membersihkan glass forming ( forming kaca ) dengan menyemprotkan air lalu dikeringkan dengan soft nylon brush yang berputar.
2. Lateks Dipping 1. Glass forming dicelupkan pada cairan latex untuk pertama kalinya.
3. Drying Oven. Setelah proses pencelupan, cairan yang telah menempel di permukaan glass forming (Lateks Film) dikeringkan dengan menggunakan electric infra red heating, dan langsung didinginkan dengan udara bertekanan / blower.
4. Lateks Dipping 2. Untuk kedua kalinya, glass forming yang sudah dilapisi lateks pada Dipping 1, dicelupkan kembali ke dalam bak pencelupan kedua.
5. Drying Oven. Setelah keluar dari Bak pencelupan kedua, glass forming kembali memasuki oven untuk proses pengeringan.
6. Beading. Proses ini membentuk ring dibagian pangkal kondom. Prosesnya menggunakan 2 buah roll yang berputar.
7. Drying Oven ( final ). Proses pengeringan terakhir, prosesnya masih sama, yaitu menggunakan panas yang bersalal dari electric infrared. Dan didinginkan dengan udara bebas.
8. Leaching. Merupakan Bak pencucian, yang dilengkapi dengan electric heating, termostat untuk mengontrol suhu air dan water overflow, untuk mengatur volume air. Proses ini bertujuan membersihkan kondom dari semua bahan kimia terlarut dan menghilangkan protein dalam lapisan lateks ( Lateks Film ).
9. Stripping. Pada bagian ini, kondom yang melekat pada glass forming dilepas dengan menyemprotkan air bertekanan. Produk dalam kondisi basah dan dikumpulkan dalam bak penampungan.
Quote:
#Quality Test
Quality Test produk ini, mengikuti standarisasi yang sangat tinggi karena menuntut tingkat keamanan dan Higienis produk.
Test Quality terbagi kedalam 3 tahap.
Quote:Test Quality ke-1
1. Sample diambil dari product yang keluar dari proses pengeringan pada mesin Thumbling.
2. Dari Setiap Batch ( periode proses yang sama ) diambil 150 sample untuk dilakukan beberapa test.
Visual Test : 125 sample
Water test (pin hole) : 125 sample
Dimention Test : 10 Sample
Burstling Test ( uji letusan) : 10 Sample
Tensile Test ( uji tarik ) ; 5 sample
3. Jika dalam Water Test ditemukan lebih dari 5 sample not ok, maka keseluruhan produk dalam batch ini masuk kedalam kategori Grade C, setelah dilakukan 100% test elektronik.
4. Jika dalam Visual Test ditemukan lebih dari 20% ( 10 sample ) defect kategori Major. Manager QA memutuskan disposisi seluruh produk dalam batch ini. Total produk di reject atau diterima setelah dilakukan 100% test electronik.
Quote:
Test Quality ke-2
1. Setiap Batch produksi, setelah menjalni test quality ke-1, akan menjalani 100% electronic test
2. Berdasarkan hasil water test ( pin hole test ) dan visual control, product setiap Batch produksi akan dikategorikan ke dalam beberapa klasifikasi Grade.
3. Setelah dilakukan Test, diambil 200 sample, untuk dilakukan visual test dan water test, jika masih ditemukan masalah, seluruh product dalam satu batch dikirim ke Departemen khusus sortir dan screening.
4. QA harus melakukan test ulang dan memgklasifikasikan Grade product yang dimaksud dalam point 3.
5. Product yang lolos uji, harus disertakan informasi code, warna, quantity, dan Grade dalam kemasannya. Dengan klasifikasi Grade sebagai berikut :
· Grade A1 0/200 pin-hole (AQL 0), Visual Check 100% pass
· Grade A 0/200 pin-hole (AQL 0)
· Grade B 1/200 pin-hole (AQL 0.25)
· Grade C 2/200 pin-hole (AQL 0.40)
· Grade D 3/200 -7/200 pin-hole (AQL 0.65 – 1.5)
6. Batch Produksi harus disimpan didalam ware house/Gudang, dengan masa penyimpanan selama 12 bulan setelah test produksi.
Quote:
Quality Test ke-3
1. Pada Test Quality ke-3, sample diambil setelah produk melalui proses foil packaging/pengemasan. Diambil setiap customer sebelum delivery/pengiriman.
2. Product yang lolos dilanjutkan pada final box packaging, jika tidak lolos test, pengiriman akan di tunda, sampai diputuskan disposisi produk oleh bagian QA.
Proses Lubricating & Foil Packaging
Pada tahap ini dilakukan pelumasan permukaan luar produk dengan sejenis silicon oil yang berfungsi sebagai pelumasan, tahap ini dinamakan lubricating. Setelah itu dilanjutkan dengan tahap pengemasan produk dengan baha foil / foil packaging.
Tahap ini merupakan tahapan terakhir dalam proses produksi kondom. Produk outputnya masih diberlakukan quality test, yaitu Quality Test ke-3.
Berikut Video Seluruh Tahap nya
Quote:Sebagai penutup, saya akan menyampaikan pesan bagi para pengguna produk ini. Pada sub bab pendahuluan, saya sampaikan hasil penelitian, bahwa efektifitas kondom dalam mencegah terjadinya fertilisasi/pembuahan atau kehamilan mencapai 90%, dan kegagalannya lebih disebabkan faktor pemakaian yang tidak tepat. Lantas bagaimana efektivitasnya dalam mecegah penularan penyakit ?
Kembali ke persepsi masing-masing, apakah ini good atau bad news. Kalau saya sih, melihat ini berita buruknya.
Posting Komentar